Sabtu, 11 April 2020

#AprilProduktifDay11 - Petis Runting dan Mie Ayam Pangsit Pak Supar


MARI MEMAHAMI TUBUH KITA



Petis Runting Khas Pati
Awalnya dulu ketika 6 tahun bersekolah di kabupaten Pati, saya tidak pernah tahu soal makanan ini. Baru ketika masuk perkuliahan, ketika main ketempat teman saya, saya diajak untuk makan petis ke sebuah warung. Bayangan saya petis seperti petis dari Madura atau dari Sarang (karena keduanya saya sudah pernah saya makan). Ternyata tidak. Seperti gulai, tapi beda. Memiliki tekstur yang khas dan cukup kuat. Jika disearch di google namanya Petis Runting. Tapi dikalangan teman-teman saya hanya menyebut “petis” saja. Di google kebanyakan menyebutkan bahwa Peyis Runting memakai daging kambing, tapi tidak sedikit juga warung-warung yang menggunakan ceker ayam. Harganya juga murah, kalau tidak salah 5000an rupiah.

(Sumber gambar: link)


Mie Ayam Pangsit Pak Supar
Sebenarnya seperti mie ayam pangsit umumnya. Tapi entah kenapa, dari semua mie ayam yang pernah saya makan di Jogja, Cuma mie ayam pangsit Pak Supar ini yang paling enak. Saya dari dulu mencari tahu apa yang membuat saya merasa bahwa mie ayamnya pak Supar ini enak dan beda. Mungkin kalian harus mencobanya supaya tahu apa yang saya maksud.

Letaknya di Jl. Pedak baru 16/07, Banguntapan, Bantul. Dulu pak Supar masih pakai gerobak keliling dan mangkal di depan kontrakanku yang dulu di Gowok. Tapi sekitar 2 tahun kemudian pak Supar membuka warung. Yang unik lagi dari pak Supar adalah ketika mengantar mie ayam (beliau juga melayani delivery untuk warga di sekitar warungnya). Beliau menggunakan sepeda dengan tangan kiri memegang stang sepeda dan tangan kanan membawa nampan berisi 4-6 mangkok mie ayam. Belum lagi ketika hujan, tangan kiri memegang stang sepeda, tangan kanan membawa nampan berisi 4-6 mangkok mie ayam, ditambah payung yang dijepit leher dan pundak kanannya. Sungguh skill yang sangat hebat. Oh ya, harga mie ayam pangsit Pak Supar berkisar 7.500 rupiah.

(Sumber gambar: link)

(Sumber gambar: link)

Ilustrasi skill pak Supar (Sumber gambar: dokumen pribadi)


Terlepas dari soal apa yang kita makan, sebenarnya kita harus memahami soal tubuh kita. Misalnya kita harus mengetahui porsi seperti apa yang harus kita konsumsi. Karena ada yang makan satu piring sudah kenyag, ada yang setengah piring sudah kenyang, ada yang dua piring baru kenyang. Kita harus tahu makanan apa yang bisa dikonsumsi oleh tubuh kita. Misalnya ada makanan yang dimakan orang tidak berdampak apa-apa, tapi ketika kita makan malah menimbulkan penyakit. Itulah kenapa kita harus memahami tubuh kita.

Yogyakarta, 11 April 2020
Iqbal Fahreza

2 komentar:

  1. Wah penasaran sama mie ayamnya, belum nemu mieayam yg enak di jogja🥺👉👈

    BalasHapus

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © Gerakan Komik Bosok | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com