KARLINA SUMARNI
(sumber gambar: dokumen pribadi)
Aku
mengenal kamu dari jauh. Bukan tentang jarak. Memang ketika awal kenal dengan
kamu, kita belumlah dekat. Sampai sekarang pun kurasa kita masih belum dekat. Aku
mengenal kamu sebelum kamu mengenalku. Aku mengenalmu dari sekilas pandang.
Tunggu dulu, jika tidak aku ceritakan bagaimana aku mengenalmu sebelum kamu
mengenalku, mungkin kamu akan bingung bagaimana bisa aku mengenalmu sebelum
kamu mengenalku. Aku akui akan sangat membuatku malu kalau kuceritakan ini,
karena pasti kamu akan mengira aku pengecut dan tidak berani.
Saat itu aku dan
John Keple, temanku, mengulang satu mata kuliah di kelasmu. Ya, aku memang
mahasiswa dengan semester, yang jika dijumlah, dua kali semestermu. Aku dan
John Keple datang sedikit terlambat. Hampir saja tidak kebagian kursi untuk
duduk. John Keple duduk di belakangku. Aku tak mempedulikan siapa yang duduk di
sebelahku, awalnya. Aku memperhatikan dosen saja. Belum sampai lima menit, John
Keple membisik dari belakang, “Suparlan, sebelahmu!!” bisik John Keple
kepadaku. Aku bingung dengan maksud John Keple, aku menoleh kebelakang, ke arah
John Keple. “Sebelahmu!!” ulang John Keple sambil memberi isyarat supaya aku
menolah ke arah kananku. Mau tidak mau aku menoleh ke arah kananku, penasaran
juga. Aku terperangah. Terdiam. Aku melihat wajahmu, dari samping, tepat di
depanku. Dalam sepersekian detik aku merasa waktu mengalami ‘slow motion’.
Muncul orang-orang satu desa bernyanyi dan menari di belakangku, seperti di
film-film India yang pernah kutonton, bayangku. Aku tidak lagi fokus
memperhatikan dosen, saat itu. Aku hanya menanti saat-saat dosen mengabsen
mahasiswa satu persatu. Bukan karena aku ingin segera kuliah ini selesai, tapi
aku ingin tahu namamu. Ya, dosen ini lebih memilih mengabsen sendiri
mahasiswanya satu persatu daripada membiarkan mahasiswanya mengabsen sendiri-sendiri.
Sejak itulah aku tahu namamu, Karlina Sumarni.
Sebab
itulah aku mengenalmu sebelum kamu mengenalku, walaupun aku hanya sekadar tahu
namamu saja saat itu. Karena aku yakin saat itu kamu tidak peduli denganku yang
ada di sebelah kirimu. Bahkan ketika dosen memanggil namaku untuk diabsen, aku
yakin bahwa kamu tidak mendengarkan. Jangan bertanya mengapa John Keple bisa
tahu tentangmu dan menyuruhku untuk melihatmu. Kamu sudah tahu jawabannya.
Baik,
aku mengaku. Catatan ini tentang cinta. Aku ingin mengutuk diriku sendiri. Dulu
aku menganggap cerita cinta seperti ini adalah cerita cinta sinetron, cerita
cinta yang hiperbola, dan aku merasa jijik. Namun aku sendiri mengalami cerita
cinta yang seperti itu. Aku merasa ditampar oleh Tuhan. Memang biar bagaimana
pun, semenjijikkan apapun sebuah cerita cinta, itu tetaplah cinta.
Ini sudah menjelang akhir Desember. Sudah satu tahun
lebih aku mengenalmu. Sudah satu tahun lebih aku jatuh cinta kepadamu. Selama satu
tahun lebih itu pula aku merasa seperti jatuh cinta kembali di setiap kali melihatmu.
Aku tidak tahu mengapa tidak aku ungkapkan saja kepadamu. Mungkin aku hanya
ingin mencintaimu. Tak peduli banyak yang mencintaimu. Tak peduli kamu udah
mencintai seseorang.
Ini sudah menjelang akhir Desember, baiklah aku
ungkapkan kepadamu tahun depan. Biarlah kuakhiri tahun ini dengan masih
mencintaimu tanpa kamu tahu. Aku tahu kamu pasti bertanya kenapa setelah satu
tahun lebih baru kukatakan. Hal itu biar aku saja yang tahu. Kamu cukup tahu
kalau aku mencintaimu.
Seperti
yang kukira, pasti kamu menganggapku pengecut dan tidak berani. Untuk tahu
namamu saja menunggu dosen membacakan daftar hadir mahasiswa. Maka karena itu,
aku minta maaf jika aku membuatmu beranggapan bahwa aku pengecut dan tidak
berani, meskipun bisa saja benar. Sekali lagi aku minta maaf, Karlina.
Yogyakarta, 26 Desember 2019
Catatan
Sejenak #1
Suparlan
Menarik, apakah jadi eksekusi pengakuannya?
BalasHapusbelum tahu. nanti saya tanya ke Suparlan
Hapusmengetahui sisi-sisi lain dari ketertarikan antar manusia memang punya sensasi tersendiri, selamat berjuang masnya~
BalasHapus*Suparlan: "Terima kasih hehe"
HapusWah, cerpen yang menarik. Ditunggu kelanjutannya, kak! Good luck!
BalasHapusmakasih nin
HapusHahahahaha asem tenan keren mantabz~
BalasHapusEh, gambarannya bagus cuy~
BalasHapussemangat suparlan, ditunggu kelanjutannya🤤👌
BalasHapus*Suparlan: "terima kasih, hehe"
HapusSeperti membaca buku cerita bersambung, ditunggu kelanjutan ceritanya ya🙂
BalasHapusterima kasih banyak hehe
Hapus