Rabu, 01 April 2020

#AprilProduktifDay1 - Suparlan: Catatan Sejenak #1


KARLINA SUMARNI




(sumber gambar: dokumen pribadi)


Aku mengenal kamu dari jauh. Bukan tentang jarak. Memang ketika awal kenal dengan kamu, kita belumlah dekat. Sampai sekarang pun kurasa kita masih belum dekat. Aku mengenal kamu sebelum kamu mengenalku. Aku mengenalmu dari sekilas pandang. Tunggu dulu, jika tidak aku ceritakan bagaimana aku mengenalmu sebelum kamu mengenalku, mungkin kamu akan bingung bagaimana bisa aku mengenalmu sebelum kamu mengenalku. Aku akui akan sangat membuatku malu kalau kuceritakan ini, karena pasti kamu akan mengira aku pengecut dan tidak berani.

Saat itu aku dan John Keple, temanku, mengulang satu mata kuliah di kelasmu. Ya, aku memang mahasiswa dengan semester, yang jika dijumlah, dua kali semestermu. Aku dan John Keple datang sedikit terlambat. Hampir saja tidak kebagian kursi untuk duduk. John Keple duduk di belakangku. Aku tak mempedulikan siapa yang duduk di sebelahku, awalnya. Aku memperhatikan dosen saja. Belum sampai lima menit, John Keple membisik dari belakang, “Suparlan, sebelahmu!!” bisik John Keple kepadaku. Aku bingung dengan maksud John Keple, aku menoleh kebelakang, ke arah John Keple. “Sebelahmu!!” ulang John Keple sambil memberi isyarat supaya aku menolah ke arah kananku. Mau tidak mau aku menoleh ke arah kananku, penasaran juga. Aku terperangah. Terdiam. Aku melihat wajahmu, dari samping, tepat di depanku. Dalam sepersekian detik aku merasa waktu mengalami ‘slow motion’. Muncul orang-orang satu desa bernyanyi dan menari di belakangku, seperti di film-film India yang pernah kutonton, bayangku. Aku tidak lagi fokus memperhatikan dosen, saat itu. Aku hanya menanti saat-saat dosen mengabsen mahasiswa satu persatu. Bukan karena aku ingin segera kuliah ini selesai, tapi aku ingin tahu namamu. Ya, dosen ini lebih memilih mengabsen sendiri mahasiswanya satu persatu daripada membiarkan mahasiswanya mengabsen sendiri-sendiri. Sejak itulah aku tahu namamu, Karlina Sumarni.

Sebab itulah aku mengenalmu sebelum kamu mengenalku, walaupun aku hanya sekadar tahu namamu saja saat itu. Karena aku yakin saat itu kamu tidak peduli denganku yang ada di sebelah kirimu. Bahkan ketika dosen memanggil namaku untuk diabsen, aku yakin bahwa kamu tidak mendengarkan. Jangan bertanya mengapa John Keple bisa tahu tentangmu dan menyuruhku untuk melihatmu. Kamu sudah tahu jawabannya.

Baik, aku mengaku. Catatan ini tentang cinta. Aku ingin mengutuk diriku sendiri. Dulu aku menganggap cerita cinta seperti ini adalah cerita cinta sinetron, cerita cinta yang hiperbola, dan aku merasa jijik. Namun aku sendiri mengalami cerita cinta yang seperti itu. Aku merasa ditampar oleh Tuhan. Memang biar bagaimana pun, semenjijikkan apapun sebuah cerita cinta, itu tetaplah cinta.

Ini sudah menjelang akhir Desember. Sudah satu tahun lebih aku mengenalmu. Sudah satu tahun lebih aku jatuh cinta kepadamu. Selama satu tahun lebih itu pula aku merasa seperti jatuh cinta kembali di setiap kali melihatmu. Aku tidak tahu mengapa tidak aku ungkapkan saja kepadamu. Mungkin aku hanya ingin mencintaimu. Tak peduli banyak yang mencintaimu. Tak peduli kamu udah mencintai seseorang.

Ini sudah menjelang akhir Desember, baiklah aku ungkapkan kepadamu tahun depan. Biarlah kuakhiri tahun ini dengan masih mencintaimu tanpa kamu tahu. Aku tahu kamu pasti bertanya kenapa setelah satu tahun lebih baru kukatakan. Hal itu biar aku saja yang tahu. Kamu cukup tahu kalau aku mencintaimu.

Seperti yang kukira, pasti kamu menganggapku pengecut dan tidak berani. Untuk tahu namamu saja menunggu dosen membacakan daftar hadir mahasiswa. Maka karena itu, aku minta maaf jika aku membuatmu beranggapan bahwa aku pengecut dan tidak berani, meskipun bisa saja benar. Sekali lagi aku minta maaf, Karlina.


Yogyakarta, 26 Desember 2019
Catatan Sejenak #1

Suparlan

12 komentar:

  1. Menarik, apakah jadi eksekusi pengakuannya?

    BalasHapus
  2. mengetahui sisi-sisi lain dari ketertarikan antar manusia memang punya sensasi tersendiri, selamat berjuang masnya~

    BalasHapus
  3. Wah, cerpen yang menarik. Ditunggu kelanjutannya, kak! Good luck!

    BalasHapus
  4. Hahahahaha asem tenan keren mantabz~

    BalasHapus
  5. semangat suparlan, ditunggu kelanjutannya🤤👌

    BalasHapus
  6. Seperti membaca buku cerita bersambung, ditunggu kelanjutan ceritanya ya🙂

    BalasHapus

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © Gerakan Komik Bosok | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com