Kamis, 02 April 2020

#AprilProduktifDay2 - Suparlan: Catatan Sejenak #2


JOHN KEPLE




(Sumber gambar: dokumen pribadi)

Memang benar jika aku mengenalmu karena John Keple menyuruhku melihatmu. Jika saja John Keple tidak menyuruhku, aku lebih memilih untuk tak acuh kalau yang saat itu duduk di sebelah kananku adalah kamu. Walaupun, jujur saja, kamu memang sangat menarik bagiku. Sebentar, ini harus diperjelas. Begini. Jika aku tidak penasaran dengan perkataan John Keple saat itu untuk melihatmu, aku mungkin tidak akan seperti ini. Meskipun jika tanpa ada perkataan dari John Keple, tanpa ada keinginan untuk mengenalmu, kamu tetap saja sosok wanita yang menarik bagiku, hanya saja aku lebih bisa meredam perasaan ini.

Ini tentang John Keple. Dia lebih dulu mengenalmu daripada aku. Dia bahkan mengenal hampir semua wanita di kelasmu, ah bukan, lebih tepat kalau dibilang dia mengenal hampir semua wanita satu angkatanmu, bahkan angkatan di atasmu. Dia adalah seorang laki-laki yang mudah untuk berkenalan dengan wanita, tidak sepertiku yang pengecut. Dia berkenalan dengan banyak wanita dan suka menggoda mereka, dan kamu termasuk salah satunya. Tapi, aku yakin bahwa godaan dia tidak mempan untukmu, memang aku tahu kalau kamu adalah wanita yang agak susah untuk didekati, bagiku (atau mungkin saja aku yang tidak berani).

Bahkan suatu ketika John Keple bertemu dengan segerombol wanita dari angkatanmu, mereka bilang kepada John Keple, “Mas John Keple, kok tidak menghubungi kita lagi? Sudah punya wanita, kah?”. Aku yang saat itu sedang bersama dengan John Keple seketika tertawa. Lucu. Memang akibat dari perlakuan John Keple yang suka menggoda wanita akan membuat beberapa wanita yang menaruh harapan terhadap John Keple pada akhirnya akan kecewa karena John Keple hanya sebatas menggoda saja, tidak ada maksud untuk lebih jauh. Ini bukan salah John Keple. Juga bukan salah wanita yang menaruh harapan kepada John Keple. Hanya saja tidak sesuai patokan yang dibuat secara tidak tertulis dan disepakati oleh banyak orang bahwa ‘kalau tidak ada niatan untuk serius janganlah main-main’, atau ‘jangan mudah menaruh harapan jika dia tidak ada niatan untuk serius’, atau patokan-patokan lain yang menyusahkan.

Jika kamu tidak setuju tentang patokan itu, silahkan saja. Aku tidak memaksa. Aku hanya mengungkapkan saja, toh ini adalah catatanku.

Ah, aku minta maaf aku menjadi egois. Kembali tentang John Keple. Suatu ketika John Keple pernah berkata kepadaku, “Sebenarnya aku iri padamu, Suparlan. Kamu bisa fokus menyukai satu orang. Sedangkan aku menyukai banyak wanita dan menggodai mereka semua. Sungguh aku iri, Suparlan”. Ini aneh. Akulah yang seharusnya iri pada John Keple. Bukankah aku sudah bilang padamu sejak awal bahwa aku pengecut. Untuk mengetahui namamu saja menunggu dosen membacakan daftar hadir. Aku ingin seperti John Keple, berani berkenalan dengan banyak wanita bahkan menggodai mereka. Tujuanku bukan menjadi seperti John Keple. Aku hanya ingin lebih berani untuk mengenalmu lebih jauh.

Sudah berkali-kali John Keple menyuruhku untuk mengungkapkan saja perasaanku ini kepadamu. Dan sudah berkali-kali juga aku mengatakan padanya bahwa yang kupedulikan hanya mencintaimu. Memang seperti hal yang egois. Aku hanya sedang menikmati dimana aku melirik-lirik dan mencuri-curi pandang kepadamu. Tanpa kamu tahu bahwa aku jatuh cinta kepadamu.

Tapi, aku sudah mengatakan pada Desember lalu bahwa tahun ini akan aku ungkapkan perasaanku. Tapi sudah beberapa bulan berlalu belum kunjung juga kuungkapkan. Aku juga memberitahu John Keple bahwa aku ingin mengungkapkan kepadamu. John Keple justru terlihat antusias melebihi diriku. Namun belum juga kuungkapkan perasaanku, datang penghalang yang sangat besar. Negara ini terkena wabah, tak terkecuali kota tempatku dan tempatmu kuliah.

Awalnya satu atau bulan ke depan aku ingin mengajakmu bertemu untuk kuungkapkan perasaanku. Namun setelah wabah datang, rencana itu kuurungkan kembali. Dan kamu pun sudah pulang untuk menghindari wabah yang ada di kota ini. Aku ingin mengumpat.

Kembali soal John Keple. Aku tidak tahu apa yang dilakukan John Keple di tengah wabah ini. Apakah dia masih berangkat kerja. Yang kutahu sepertinya dia tidak pulang. Dan yang kutahu lagi sepertinya dia sudah tidak seperti dulu lagi. Dia tak menggoda banyak wanita seperti dulu lagi, sejak dia jatuh cinta dengan salah seorang teman seangkatanmu.

Entahlah. Sejak wabah ini datang, yang membuat rencanaku berantakan, aku jadi berpikir apakah memang belum saatnya aku mengungkapkan ini. Apakah Tuhan hanya mengizinkanku mencintaimu saja, dengan berpikir bahwa hanya cukup mencintaimu saja adalah jalan terbaik. Seperti halnya John Keple yang berhenti mendekati wanita-wanita setelah jatuh cinta dengan salah seorang teman seangkatanmu. Mungkin hanya cukup mencintaimu tanpa memberitahumu bahwa aku mencintaimu terkesan egois. Aku minta maaf.

Maaf. Lagi-lagi aku meminta maaf. Catatan kali ini bukan tentangmu, tapi tentang John Keple.

Sekali lagi aku minta maaf, Karlina Sumarni.


Yogyakarta, 25 Maret 2020 
Catatan Sejenak #2

Suparlan

12 komentar:

  1. John Keple-an banyak bisa ditemukan di keseharian! terima kasih ceritanya. menunggu cerita tentang perkenalan dengan Karlina.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nanti saya coba tanyakan ke Suparlan kapan mau cerita perkenalannya

      Hapus
  2. Komennya masih tetap sama, ditunggu cerita lanjutannya, hehe.

    BalasHapus
  3. john keple, john keple.. bapakmu melihat kelakuanmu john

    BalasHapus
  4. Ceritanya bikin nagih kayak sosis sapi. :)
    Ditunggu cerita lainnya ya...

    BalasHapus
  5. Aku tunggu kelanjutan ceritanya:)
    Btw aku penasaran mbknya dipanggil siapa mas? karlin apa aku eh lina😂

    BalasHapus
  6. Semangat suparlan, apapun pilihanmu nantinya jangan lupa tetap berbagi kisah pada kami✌

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah aku lupa membalas komentarmu. Sebentar lagi ada lanjutannya. Tapi mungkin bukan di blog ini.

      Hapus

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © Gerakan Komik Bosok | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com