Senin, 06 April 2020

#AprilProduktifDay6 - Beda? Ga tau!


DARI ANTI ACNE DAN BONDAN PRAKOSO & FADE2BLACK LALU JHF HINGGA NDX AKA DAN TUAN TIGABELAS 




Aku tidak tahu apakah ini akan menjadi yang menjadikan diriku berbeda dengan orang lain. Aku akan menceritakan tentang musik yang aku suka, Hip Hop.

(Sumber gambar: link)

Semua berawal ketika aku masih di bangku Madrasah Ibtidaiyah, setara dengan Sekolah Dasar. Aku lupa tepatnya kelas berapa, saat itu temanku memutar CD lagu. Memang sebuah CD bajakan. Jika kalian tahu, CD bajakan biasanya salah satu menjadi ajang untuk menyelipkan satu lagu indie saat itu. Bahkan saya tahu DJ Frog dari CD bajakan. Kembali ke CD bajakan yang diputar temanku. Dia memutar CD yang isinya satu album dari sebuah band, dimana di awali dengan sebuah band indie yang berbeda, namanya Anti Acne dengan lagu yang berjudul Paijo. Saat pertama kali dengar lagu ini saya merasa “asik nih lagu”, lirik berbahasa jawa, berima, menggelitik, lucu, dan mengandung makna-makna yang cukup mendalam. Tapi saat itu saya tidak tahu bahwa lagu Paijo adalah lagu Hip Hop.


(Sumber gambar: link)

Sekitar satu sampai dua tahun kemudian, ketika aku sudah masuk Madrasah Tsanawiyah, temanku yang lain ada yang memutar lagu dari Bondan Prakoso & Fade 2 Black, lagu Bunga, Xpresikanlah, dan Kencong Prothol. Pengalaman baru bagiku terhadap musik hip hop. Hingga kemudian sekitar tahun 2010 ketika aku masuk Madrasah Aliyah, bersamaan dengan boomingnya lagu Ya Sudahlah dan Kita Selamanya dari Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Hampir semua temanku menjadi Rezpector, fans Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Begitu juga aku yang ikut sok-sokan jadi Rezpector. Sejak itulah aku mulai mengulik lagu-lagu bergenre Hip Hop.


(Sumber gambar: link)

Hingga kemudian di tahun 2010 juga, seorang temanku memperkenalkanku degan lagu-lagunya Jogja Hiphop Foundation (JHF). Seketika saya langsung jatuh cinta dengan JHF dan lagu-lagunya. Bertepatan juga ketika itu aku membaca berita tentang konser JHF di Jakarta bertajuk NewYorkarto dimana merupakan konser pamitan untuk melakukan tour hip hop di Amerika. Dan yang lebih membuatku terkesan dengan JHF adalah mereka tour konser hip hop di Amerika membawakan lagu-lagu berbahasa jawa, dan semua audiens menikmatinya. Ini seperti sebuah misi budaya secara tidak langsung.
Dari JHF juga aku mengenal puisi-puisi dari romo Sindhunata. Memang sebagian lagu-lagu JHF berasal dari puisi-puisi Sindhunata yang bisa dibilang semacam msikalisasi puisi dalam bentuk lagu hip hop. Bahkan JHF membuat sebuah album bertajuk Semar Mesem Romo Mendhem dimana berisi lagu-lagu yang berasal dari puisi-puisi Sindhunata sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap romo Sindhunata.
Mungkin di sinilah aku merasa beda dengan teman-temanku. Karena sepertinya hanya aku yang menyukai JHF dan hip hop jika disbanding dengan teman-temanku. Begitu juga soal Sindhunata. Di kalangan teman-temanku yang bergelut di sastra dan budaya, sepertinya hanya aku yang menyukai karya-karya Sindhunata. Sedangkan teman-temanku biasanya lebih menyukai Umbu dan orang-orag dari PSK (Persada Studi Klub), seperti Cak Nun, pak Iman Budhi Santosa, bahkan pak Musofa W. Hasyim. Aku juga menyukai karya-karya mereka, tapi aku juga menyukai karya-karya Sindhunata, dan dikalangan temanku hanya aku yang menyukai karya beliau.


(Sumber gambar: link)

Yang sepertinya membuatku beda dengan teman-temanku adalah ketika aku tidak sengaja mengenal lagu-lagu NDX AKA Familia. Aku menenal lagu-lagu NDX AKA Familia sebelum Via Vallen terkenal dengan lagu Sayang. Lagu Sayang awalnya adalah lagu dari NDX AKA. Yang kusuka dari NDX AKA sebenarnya bukan soal lirik dan musiknya. Tapi entah mengapa aku seperti menemukan ketulusan dalam berkarya yang kental. Itu yang membuatku suka dengan lagu-lagu NDX AKA.
Lalu ketika Via Vallen booming dengan lagu Sayang dan lagu-lagu NDX AKA juga cukup banyak yang memutar di sekitarku dan warung-warung kopi tempatku biasa nongkrong, aku mulai mengurangi untuk mengikuti NDX AKA. Bukan berari aku tidak suka lagi. Ini mungkin yang juga membuatku beda dengan teman-temanku. Aku biasanya tidak memutar atau dengan sengaja mendengarkan lagu-lagu yang diputar banyak orang di sekitarku atau sedang hype. Karena aku berpikir bahwa buat apa memutar lagu yang sering diputar orang di sekitarku, toh tanpa kuputar pun aku sudah mendengarkannya. Begitu juga ketika hype Nisa Sabyan. Aku tidak pernah memutar lagu-lagunya karena tanpa aku putar aku sudah mendengar lagu-lagunya di sekitarku. Memang dulu aku suka Bondan Prakoso & Fade 2 Black juga ketika sedang booming. Tapi sekarang, entah mengapa aku menjadi seperti ini.


(Sumber gambar: link)

Lalu setelah JHF lama tidak membuat lagu dan aku sudah lama tidak mengikuti NDX AKA, aku mulai mengulik lagi lagu-lagu hip hop. Lalu aku menemukan lagu-lagu dari Tuan Tigabelas. Benar. Sekarang aku sedang menyukai lagu-lagu dari Tuan Tigabelas.
Dan bukan berarti lagu-lagu rapper lain tidak aku suka, banyak yang aku suka. Tapi yang sudah kujelaskan di atas adalah yang paling punya kesan bagiku. Aku juga menyukai lagu-lagu Saykoji, Iwa K, orang-orang dari HellHouse, Laze, Pandji Pragiwaksono, Boyz Got No Brain, 8Ball dan lagu-lagu dissnya, masih banyak lagi.
Hah? Young Lex? Gak masuk seleraku!

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © Gerakan Komik Bosok | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com