Minggu, 05 April 2020

#AprilProduktifDay5 - Suparlan: Catatan Sejenak #3


INSTAGRAM




(Sumber gambar: dokumen pribadi)


Sepertinya catatan kali ini juga bukan tentang kamu, Karlina. Tapi semoga berhubungan tentang kamu.

Saat itu, setelah pertama kali aku melihatmu, John Keple sudah paham akan apa yang aku rasakan. Dia memperlihatkanku akun instagram milikmu kepadaku. Jangan tanya mengapa John Keple tahu soal akun Instagram milikmu. Akunmu kamu kunci. Beberapa hari kemudian John Keple bertanya, “sudah difollback?”. Aku hanya tertawa. Karena aku tak masalah jika kamu tidak mengikuti balik terhadap akun Instagram miliku. Bukan karena aku merasa rendah bahwa pasti kamu tidak akan untuk mengikuti akun miliku. Bukan soal itu. Karena aku merasa aneh melihat orang meminta follback kepada seseorang lewat komen-komen atau DM-DM. Apalagi jika ada yang menulis “follbak DM!” di bio Instagram miliknya. Seakan follback bukan karena ingin tapi karena diminta. Berarti jika tidak diminta tidak akan follbak, seperti terpaksa saja.

Begini, Karlina, aku akan jujur. Sejak peristiwa aku melihatmu pertama kali, aku sering melirik ke arahmu. Aku berusaha tidak melewatkan untuk melirikmu setiap kali ada kamu jika ada dalam jarak pandangku. Walaupun kamu hanya lewat. Maaf, Karlina, aku menikmati hal itu. Tapi, aku kaget, karena suatu ketika aku mengulang mata kuliah di kelasmu, aku melirik ke arahmu seperti biasa, tiba-tiba kamu melirik ke arahku. Dalam sepersekian detik mata kita bertemu. Cepat-cepat kupalingkan pandanganku. Malu. Sejak itu , tiap aku melirik ke arahmu, kamu melirik balik ke arahku, kadang-kadang. Aku tidak tahu maksud lirikanmu. Tapi aku menikmati hal itu. Walaupun aku malu.

Sebenarnya aku hanya ingin menulis tentang bagaimana aku mengikuti akun instagram milikmu. Karena di Instagramlah awal aku pertama menyapamu. Dan jika kuingat, saat pertama kali kamu membalas DM dariku dulu aku merasa ingin melompat-lompat karena senang yang teramat.

Aku bukan orang yang suka membagikan apapun yang kurasakan ke media sosial. Dulu memang aku seperti itu ketika masih usia labil. Sekarang, jika aku ingin sekali membagikan tentang jatuh cinta kepadamu, aku lebih memilih story di Whatsapp dimana tidak semua orang bisa melihat. Karena aku tahu bahwa orang yang sudah biasa melihat storyku di Whatsapp adalah orang-orang yang tidak peduli dengan apa yang aku bagikan di story Whatsapp miliku.

Seperti yang kubilang di awal, Karlina, bahwa catatan kali ini juga bukan soal dirimu. Maaf.


Yogyakarta, 01 April 2020
Catatan Sejenak #3

Suparlan

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Categories

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright © Gerakan Komik Bosok | Powered by Blogger
Design by Blog Oh! Blog | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com